Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 26 Januari 2013

Cerebral palsy

  1. Definisi
Suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif, oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel – sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhan.
(Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC)

  1. Etiologi
  1. Prenatal
  1. Infeksi intrauterine TORCH dan sifilis
  2. Radiasi
  3. Asfiksia intrauterine abrupsio plasenta, plasenta previa, anoksia maternal, kelainan umbilicus, perdarahan plasenta, ibu hipertensi
  4. Toksemia gravidarum
  5. DIC oleh karena kematian prenatal pada salah satu bayi kembar
  1. Perinatal
  1. Anoksia/hipoksia
  2. Perdarahan otak
  3. Prematuritas
  4. Postmaturitas
  5. Hiperbilirubinemia
  6. Bayi kembar
  1. Postnatal
  1. Trauma kepala
  2. Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupan
  3. Racun logam berat, CO
(Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC)
  • Menurut Rapin dan Allen berdasarkan patofiologinya dibagi menjadi :
  1. 2 primer ekspresif
  • Difraksia verbal
  • Gangguan defisit produksi fonologi
  1. 2 defisit represif dan ekspresif
  • Gangguan campuran ekspresif – represif
  • Disfasia verbal auditori agnosia
  1. 2 defisit bahasa yang lebih berat
  • Gangguan leksikal – sintaksis
  • Gangguan semantic – pragmatic
(Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC)


  1. Gejala klinis
Menurut Aram DM dan Towne seorang anak dicurigai adanya gangguan perkembangan kemampuan bahasa jika ditemui gejala – gejala sebagai berikut :
  • Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau samping
  • Pada usia 10 bulan anak tidak member reaksi terhadap panggilan namanya sendiri
  • Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata – kata jangan, da – da, dan sebagainya
  • Pada usia 18 bulan tidak dapat menyebut 10 kata tunggal
  • Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian – bagian tubuh
  • Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 buah kata
  • Pada usia 24 bulan hanya mempunyai pembendaharaan kata yang sangat sedikit/tidak mempunyai kata – kata huruf z pada frase
  • Pada usia 30 bulan ucapan tida dapat dimengerti oleh anggota keluarga
  • Pada usia 36 bulan belum dapat mempergunakan kalimat – kalimat sederhana
  • Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana
  • Pada usia 36 bulan ucapannya tidak dimengerti oleh orang diluar keluarganya
  • Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat, ba untuk ban, dll)
  • Setelah berusia 4 tahun tidak lancer berbicara atau gagap
  • Setelah berusia 7 tahun masih ada kesalahan ucapan
  • Pada usia berapa saja terdapat hipernasalitas atau hiponasalitas yang nyata atau mempunyai suara yang monoton tanpa henti, sangat keras dan tidak dapat didengar serta terus menerus memperdengarkan suara yang serak.
(Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC)
  1. Diagnosis
  • Anamnesis
  • Instrument Penyaring
  1. Early Language Milestone Scale cukup sensitive dan spesifik untuk mengidentifikasi gangguan bicara pada anak <3 tahun.
  2. DDST (pada Denver II penilaian sector bahasa lebih banyak dari pada DDST yang lama)
  3. Receptive – Expensive Emergent Language Scale
  • Pemeriksaan Fisik
  1. Apakah ada mikrosefali, anomaly telinga luar, otitis media yang berulang, Sindrom William, celah palatum, dll
  2. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata PA, TA, PA – TA, PA – TA, KA
  • Pengamatan Saat Bermain
  • Pemeriksaan Laboratorium
  1. Lakukan tes pendengaran
  2. Jika anak tidak kooperatif terhadap audiogram atau hasil tes mencurigakan maka perlu dilakukan auditory brainstem responses
  3. CT – Scan atau MRI
  4. Pada anak laki – laki dengan autism dan perkembangan yang sangat lambat skrining kromosom untuk fragil – X mungkin diperlukan
  5. Skrining terhadap penyakit – penyakit metabolic baru dilakukan kalau terdapat kecurigaan ke arah itu.
  • Konsultasi
  1. Diperlukan jika ada gangguan bahasa dan perilaku
  2. Riwayat dan tes bahasa
  3. Kemampuan kognitif dan tingkah laku
  4. Tes intelegensia dapat dipakai sebagai perbandingan fungsi kognitif anak tersebut
  5. Masalah tingkah laku dapat diperiksa lebih lanjut dengan menggunakan instrument seperti :
  • Vineland Social Adaptive Scale Revised
  • Child Behavior Checklist
  • Childhood Autism Rating Scale
  1. Konsultasi ke psikiater anak dilakukan bila ada gangguan tingkah laku yang berat
  2. Ahli patologi wicara akan mengevaluasi cara pengobatan anak dengan gangguan bicara
  3. Anak akan diperiksa apakan ada masalah anatomi yang mempengaruhi produksi suara.
(Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC)



0 komentar:

Posting Komentar