Kunyit (Curcuma domestica)
merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak memiliki manfaat,
di antaranya sebagai bumbu masak (terutama kare), pewarna makanan,
minuman, tekstil dan kosmetik. Tanaman ini telah dikenal sejak lama di
Indonesia dan penggunaannya cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat pola hidup dewasa ini yang cenderung moderen dengan gejala
serba instan, menjadikan penyakit yang berkembang di masyarakat juga
beragam. Dalam sepuluh tahun terakhir, banyak penyakit yang mencuat di
masyarakat di antaranya aids, kanker, flu burung dan bahkan gejala pikun
dini. Kondisi ini membuat masyarakat mulai berfikir untuk mencari
pengobatan alternatif secara konvensional di samping pengobatan
moderen.
Salah
satu tanaman obat yang berpeluang sebagai pengganti pengobatan kimiawi
yang dapat memperlam-at datangnya penyakit pikun adalah kunyit.
Penggunaan tanaman ini biasanya berupa bubuk atau tepung kunyit yang
diracik ke dalam bumbu masak. Rimpang
kunyit sangat ber-manfaat sebagai antikoagul-an, menurunkan tekanan
darah, obat cacing, abat asma, penambah darah,obat sakit perut, diare,
usus buntu dan rematik. Selain ber-khasiat dalam pengobatan, rimpang
kunyit juga banyak digunakan untuk bahan pewarna, bahan campuran
kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulan.
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
||||||||||
Nama binomial | ||||||||||
Curcuma longa |
Kunyit untuk mencegah Alzheimer
Penyakit
Alzheimer adalah sejenis penyakit pikun yang umum terjadi pada manusia
yang mulai memasuki usia tua (manula). Secara alamiah, pikun biasa
terjadi pada setiap orang karena kondisi fisik otak menurun. Namun
pikunpun dapat di-perlambat datangnya dengan meng-gunakan kunyit dalam
bentuk bum-bu kare. Kunyit sebagai bahan bumbu kare yang banyak dipakai
dalam berbagai resep masakan dirasakan dapat mempertahankan kualitas
otak hingga usia lanjut. Salah satu bukti adalah manula yang berada di
negara-negara Asia tetap memiliki ingatan baik di usia lanjut karena
mereka rajin mengkonsumsi bumbu kare.
Hasil
penelitian Dr. Tze-Pin Ng dari Universitas Nasional Singapura (NUS)
pada 1.010 manula berusia 60 tahun sampai 93 di tahun 2003, menunjukkan
bahwa manula yang rajin mengkonsumsi bumbu kare memiliki daya ingat yang
lebih tinggi dibandingkan mereka jarang atau yang tidak pernah sama
sekali. Hal
ini mungkin akan membuat kita penasaran dan ingin tahu. Ternyata
rahasianya terletak pada zat pewarna kuning (kurkumin) yang terdapat di
dalam rimpang kunyit yang diguna-kan dalam membuat bumbu kare tersebut.
Kurkumin pada kunyit me-miliki fungsi yang sangat penting dalam
mengobati berbagai jenis penyakit karena senyawa tersebut dapat
berfungsi sebagai anti tumor promoter, antioksidan, anti mikroba, anti
radang dan anti virus. Selain itu kurkumin pada kunyit ternyata juga
berperan dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh.
Tepung
kunyit yang akan di-jadikan bahan racikan bumbu kare dapat dibuat dari
umbi kunyit yang telah dikeringkan. Ditinjau dari segi kemudahannya,
umbi yang telah di iris lalu dikeringkan, akan lebih mudah digiling
untuk dijadikan tepung. Di negara-negara konsumen seperti Amerika
Serikat dan Inggris, tepung kunyit digunakan secara langsung sebagai
bumbu pewarna makanan,dan bahan baku pembuatan oleoresin. Di India,
tepung kunyit merupakan salah satu bahan dasar untuk pembuatan bumbu
kare (curry powder) yang merupakan campuran homogen dari berbagai jenis
tepung kunyit.
Dengan
rutin mengkonsumsi bumbu kare, akan dapat menurunkan resiko serangan
penyakit Alzheimer yang bisa menyebabkan pikun total karena kondisi
fisik otak yang terus menurun. Namun jangan salah, pada penggunaan yang
berlebihan pun bagi orang lanjut usia dapat menim-bulkan efek sakit
perut, gangguan hati atau ginjal.Dari
hasil kesimpulan para pe-neliti yang dilaporkan dalam American Journal
of Epidemiologi Edisi 1 November 2006, menyatakan bah-wa bumbu kari
sangat berpotensi mencegah alzheimer karena dilihat dari kemanjurannya
dan tidak bera-cun. Hasil penelitian ini merupakan bukti pertama yang
menunjukkan hubungan antara konsumsi kare dengan kemampuan kognitif
otak.
KANDUNGAN KIMIA : Kunyit mengandung senyawa
yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari
kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat
lainnya Kandungan Zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 %
Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 =
R2 = H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen,
turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan
sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C
45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya.
Sosok tanamanKunyit (Curcuma domestica
Vahl.) merupakan tanaman obat asli dari Asia Tenggara dan telah
dikembangkan secara luas di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan,
Fili-pina dan tumbuh dengan baik di Indonesia. Tanaman
tumbuh tegak mencapai tinggi 1,0 - 1,5 m. Memiliki batang semu yang
dililit oleh pelepah-pelepah daun. Daun tanaman runcing dan licin dengan
panjang sekitar 30 cm dan lebar 8 cm. Bunga muncul dari batang semu
dengan panjang sekitar 10 - 15 cm. Warna bunga putih atau putih bergaris
hijau dan terkadang ujung bunga berwarna merah jambu. Bagian utama dari
tanaman adalah rimpangnya yang berada di dalam tanah. Rimpang ini
biasanya tumbuh menjalar dan rimpang induk biasanya berbentuk ellips.
Lingkungan tumbuhKunyit
dapat tumbuh dengan baik pada ketingggian 0 - 1.200 m di atas permukaan
laut. Adaptasi ta-naman sangat baik pada iklim panas sampai sedang
dengan kelembaban tinggi. Tanah yang cocok untuk tanaman kunyit adalah
tanah yang subur, gembur, mengandung banyak humus dan berdrainase baik.
Untuk memperoleh pertumbuhan yang opti-mal, sebaiknya kunyit memperoleh
bulan basah sekitar 4 - 6 bulan se-belum gugurnya daun. Untuk
pem-bentukan rimpang sangat dibutuhkan cahaya matahari yang cukup.
Fitokimia rimpang kunyit
enyawa kimia utama yang ter-kandung di dalam rimpang kunyit adalah minyak atsiri dan kurkumi-noid. Minyak atsiri mengandung senyawa seskuiterpen alkohol, tur-meron dan zingiberen, sedangkan kurkuminoid mengandung senyawa kurkumin dan turunannya (berwarna kuning) yang meliputi desmetoksi-kurkumin dan bidesmetoksikurku-min. Selain itu rimpang juga mengandung senyawa gom, lemak, protein, kalsiun, fosfor dan besi.
enyawa kimia utama yang ter-kandung di dalam rimpang kunyit adalah minyak atsiri dan kurkumi-noid. Minyak atsiri mengandung senyawa seskuiterpen alkohol, tur-meron dan zingiberen, sedangkan kurkuminoid mengandung senyawa kurkumin dan turunannya (berwarna kuning) yang meliputi desmetoksi-kurkumin dan bidesmetoksikurku-min. Selain itu rimpang juga mengandung senyawa gom, lemak, protein, kalsiun, fosfor dan besi.
Budidaya tanamanBudidaya
tanaman kunyit cukup mudah. Rimpang tanaman yang akan dijadikan benih
hendaknya yang telah cukup umur yaitu sekitar 10 bulan dengan bobot 20 -
30 g. Benih yang akan ditanam sebaiknya yang telah memiliki tunas
sepanjang 2 - 3 cm. Sebelum di tanam, tanah terlebih dahulu diolah
dengan cara meng-garpu dan mencangkul di tempat yang akan ditanami.
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pupuk
kandang dapat diberikan sebanyak 0,5 kg/lubang tanam dan jarak tanam
yang optimal adalah 50 cm x 50 cm dan penanaman benih sebaiknya dengan
kedalaman 7,5 cm - 10 cm, dengan mata tunas menghadap ke atas.
Setiap lubang tanam sebaiknya di isi dengan satu benih dan setelah benih dimasukkan, lubang tanam kembali ditutup dengan tanah. Untuk
mendapatkan pertumbuh-an dan produksi rimpang yang op-timal, sebaiknya
tanaman di pupuk dengan pupuk buatan yaitu SP36 dan KCL pada awal
penanaman masing-masing sebanyak 200 kg/ha dan urea sebanyak 200 kg/ha
diberikan se-banyak tiga kali yaitu 1/3 dosis pada umur 1 bulan, 2 bulan
dan 3 bulan setelah tanam. Selain itu upaya pemeliharaan tanaman juga
penting, yang dapat dilakukan dengan cara menyiangi gulma setiap dua
bulan sekali dan merapikan guludan.
PanenKunyit biasanya di panen pada umur sekitar 9 - 10 bulan. Cara
panen cukup mudah yaitu dengan menggali rimpang menggunakan garpu.
Usahakan agar rimpang tidak patah tertinggal waktu digali sehingga bobot
yang diperoleh lebih tinggi. Setelah digarpu, tanah di-sekitar rimpang
dibersihkan dan rim-pang dikumpukan dalam karung. Biasanya hasil panen
dapat men-capai 20 - 30 ton/ha rimpang segar. (Cheppy Syukur, Sitti Fatimah. S, Warta Puslitbangbun Vol 13 No. 2, Agustus 2007)
0 komentar:
Posting Komentar