-
Definisi
Autisme berasal dari kata “autos” yang berarti segala sesuatu yang
mengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum ( 1982), autisme berarti
preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih
banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat
kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penderita autisme
sering disebut orang yang hidup di “alamnya” sendiri.
Dra.ELVI ANDRIANI YUSUF
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
-
Etiologi
Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli
menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial.
Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan
biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat
bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan
yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang
mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam
tingkah laku dan fisik termasuk autis.
-
Beberapa teori yang didasari beberapa
penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses
terjadinya autis. Beberapa teori penyebab autis adalah : teori kelebihan
Opioid, teori Gulten-Casein (celiac), Genetik (heriditer), teori
kolokistokinin, teori oksitosin Dan Vasopressin, teori metilation, teori
Imunitas, teori Autoimun dan Alergi makanan, teori Zat darah penyerang kuman ke
Myelin Protein Basis dasar, teori Infeksi karena virus Vaksinasi, teori
Sekretin, teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut),
teori paparan Aspartame, teori kekurangan Vitamin, mineral nutrisi tertentu dan
teori orphanin Protein: Orphanin.
-
Walaupun paparan logam berat (air raksa)
terjadi pada setiap anak, namun hanya sebagian kecil saja yang mengalami gejala
autism. Hal ini mungkin berkaitan dengan teori genetik, salah satunya berkaitan
dengan teori Metalotionin. Beberapa penelitian
anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan
metabolisme metalotionin. Metalotionon adalah
merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam mendetoksifikasi air
raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat memiliki
afinitas yang berbeda terhada metalotionin. Berdasarkan afinitas tersebut air
raksa memiliki afinitas yang paling kuat dengan terhadap metalotianin
dibandingkan logam berat lainnya seperti tenbaga, perak atau zinc.
-
Berdasarkan beberapa penelitian yang
telah dilaporkan para ahli menunjukkan bahwa gangguan
metalotianin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah : defisiensi
Zinc, jumlah logam berat yang berlebihan, defisiensi sistein, malfungsi
regulasi element Logam dan kelainan genetik, antara lain pada gen pembentuk
metalotianin.
-
Perdebatan yang terjadi akhir akhir ini
berkisar pada kemungkinan penyebab autis yang disebabkan oleh vaksinasi anak. Peneliti dari Inggris Andrew
Wakefield, Bernard Rimland dari Amerika mengadakan penelitian mengenai hubungan
antara vaksinasi terutama MMR (measles, mumps
rubella ) dan autisme. Banyak penelitian lainnya yang dilakukan dengan populasi
yang lebih besar dan luas memastikan bahwa imunisasi MMR tidak menyebabkan
Autis. Beberapa orang tua anak penyandang autisme tidak puas dengan bantahan
tersebut. Bahkan Jeane Smith seorang warga negara Amerika bersaksi didepan
kongres Amerika : kelainan autis dinegeri ini sudah menjadi epidemi, dia dan
banyak orang tua anak penderta autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena
autis disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi.
-
Penelitian dalam jumlah besar dan luas
tentunya lebih bisa dipercaya dibandingkan laporan beberapa kasus yang
jumlahnya relatif tidak bermakna secara umum. Namun penelitian secara khusus
pada penyandang autis, memang menunjukkan hubungan tersebut meskipun bukan
merupakan sebab akibat.
-
Banyak pula ahli melakukan
penelitian dan menyatakan bahwa bibit autis telah ada jauh hari sebelum bayi
dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Kelainan ini
dikonfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui gen autisme.
Patricia Rodier, ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan
cacat lahir yang disebabkan oleh thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan
otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Peneliti
lainnya, Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak
yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak
normal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gangguan perkembangan otak telah
terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi.
-
Karin Nelson, ahli neorology Amerika
mengadakan menyelidiki terhadap protein otak
dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat
sampel protein dari bayi normal mempunyai kadar protein yang kecil tetapi empat
sampel berikutnya mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi
autis dan keterbelakangan mental. Nelson
menyimpulkan autisme terjadi sebelum kelahiran bayi.
-
Saat ini, para pakar kesehatan di negara
besar semakin menaruh perhatian terhadap kelainan autis pada anak. Sehingga
penelitian terhadap autism semakin pesat dan berkembang. Sebelumnya, kelainan autis
hanya dianggap sebagai akibat dari perlakuan orang tua yang otoriter terhadap
anaknya. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan penelitian mengenai
penyebab autis secara genetik, neuroimunologi dan metabolik. Pada bulan Mei 2000 para peneliti di Amerika menemukan
adanya tumpukan protein didalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi
tersebut berkembang menjadi anak autisme. Temuan ini mungkin dapat
menjadi kunci dalam menemukan penyebab utama autis sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahannya.
-
Patofisiologi
-
Diagnosis ß gambaran klinis
-
Untuk menetapkan diagnosis gangguan
autisme para klinisi sering menggunakan pedoman DSM IV (Diagnostic and
Statistic Manual IV). Gangguan Autisme didiagnosis berdasarkan DSM-IV:
-
A. Harus ada
sedikitnya 6 gejala dari(1), (2), and (3), dengan minimal harus ada 2 gejala
dari (1), dan satu gejala masing-masing dari (2) dan (3):
(1) GANGGUAN KUALITATIF DALAM INTERAKSI SOSIAL, minimal harus ada dua manifestasi:
|
•· Hendaya dalam
perilaku non verbal seperti : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang
hidup, sikap tubuh atau gerak tubuh dalam interaksi sosial
•· Kegagalan dalam
berhubungan dengan anak sebaya sesuai dengan perkembangannya
•· Tidak dapat merasakan
apa yang dirasakan orang lain
•· Kurangnya hubungan
sosial dan emosional
|
(2) GANGGUAN KUALITATIF
DALAM BIDANG KOMUNIKASI, minimal 1
gejala di bawah ini :
|
•· Bicara terlambat
atau bahkan sama sekali tak berkembang (tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi
dengan cara lain tanpa bicara).
•· Bila bisa bicara
tidak dipakai untuk komunikasi
•· Sering menggunakan
bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
•· Cara bermain
kurang variasi, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru.
|
(3) SUATU POLA YANG DIPERTAHANKAN DAN DIULANG-ULANG DALAM PERILAKU, MINAT DAN KEGIATAN.
Sedikitnya harus ada 1 gejala di bawah ini :
|
•· Mempertahankan
satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan.
•· Terpaku pada satu
kegiatan ritual atau rutin yang tidak ada gunanya
•· Terdapat
gerakan-gerakan aneh yang khas berulang-ulang.
•· Seringkali
terpukau pada bagian-bagian benda
|
B. Sebelum usia 3 tahun tampak adanya keterlambatan
atau gangguan dalam bidang :
1.
Interaksi sosial
2.
Bicara dan berbahasa
3.
Cara bermain yang kurang variasi
C. Gangguan tersebut bukan disebabkan karena sindrom Rett atau Gangguan
disintegratif masa kanak-kanak (Childhood Disintegrative Disorder).
0 komentar:
Posting Komentar